29 August 2016

Logika Menerima, Berbalas Memberi





Masihkah anda tersenyum kepada orang lain dengan niat berbagi?
Ataukah hanya menutupi kesedihan yang saat ini anda rasakan?

Benarkah jika tersenyum kepada orang lain bisa disebut sebagai pemberian? Jika senyum adalah ibadah yang bisa diberikan dengan cara indah, maka boleh jadi bahwa senyuman juga merupakan hal yang bisa diberikan. Bukan Cuma ungkapan makna perasaan yang tervisualisasikan lewat torehan bibir yang bersifat universal itu. Coba anda perhatikan, apakan senyum orang Indonesia dengan orang selain Indonesia berbeda? Apakah tertawanya orang Eropa dengan orang Indonesia berbeda? Apakah tangisannya orang Amerika dengan orang Indonesia berbeda? Jawabannya adalah sama. Dengan sedikit banyak, menarik bibir kesamping kanan dan samping kiri dinamakan senyuman, senyum yang sampai memperlihatkan gigi tertawa namanya. Dan raut muka pilu dengan atau tanpa menitikkan air mata adalah warna kesedihan bernama tangis.
Berbagai karunia Allah SWT yang tentunya tidak bisa kita urai persatuannya merupakan hal yang sangat luar biasa yang mana kita hanya bisa bersyukur atas pemberian-Nya itu. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, ujung timur hingga ujung barat, ujung selatan hingga ujung utara, semua fatwa alam itu adalah hal terindah yang Dia berikan kepada makhluk-Nya. Apakah hari ini kita masih menyempatkan sedikit waktu kita untuk merenungkan hal tersebut? Mari kita memejamkan mata sejenak, bukan hanya mata fisik namun juga mata hati kita. Sebenarnya mengapa kita sampai berada di dunia ini? Untuk apa Allah SWT menciptakan (sebut nama anda masing-masing)? Dan apa gerangan rencana-Nya untuk kehidupan kita kelak? Sungguh, adakah dari diri kita saat ini yang dengan lantang dan tegas, berani untuk menjawab bahwa “kehidupan yang saya rasakan hingga detik ini adalah pemberian-Nya”. Dari sehela nafas kita, satu kedipan mata kita, satu fonem atau kata yang keluar dari mulut kita, satu tindakan kita, serta dari sekecil apa pun yang bisa kita perbuat di dunia ini, semuanya adalah kehendak Allah SWT. Dan Allah tidak mungkin menakdirkan semua itu, jika tiada kehendak yang diberikan-Nya untuk kita semua.
Satu kata saja yang harus kita renungkan dalam-dalam, bahwa kita terlahir di dunia dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang kita miliki adalah PEMBERIAN-NYA. Selama ini kita selalu dan senantiasa menerima pemberian dari Allah SWT. Pertanyaannya adalah, apa yang sudah kita beri untuk-Nya? Sekali lagi, apakah salah satu dari diri anda pernah merenungkan hal itu secara serius dari hati dan fikiran anda? Secara logika saja, Allah SWT tidak membutuhkan apa-apa dari kita, kita lah yang terus menerus dan selalu butuh Allah SWT. Namun, jangan lupa bahwa Allah SWT menerima setiap amal dan perbuatan hamba-hamba-Nya. Ingat ucapan seusai kita menerima sesuatu dari orang lain? Ya, ucapan itu adalah “terima kasih”.  Jika kita pisah antarkata tersebut, terdapat dua kata yaitu kata “terima” dan “kasih”. Ingatkah kalimat pada paragaraf sebelumnya? Jika selama ini kita terus menerus menerima, padahal seharusnya kita harus bisa mengasih atau memberi, sebagai ungkapan syukur atas apa yang kita terima. Jika kita bisa menerima, maka sebaiknya kita juga bisa mengasih/memberi. Dan lewat apa kita memberi kepada Allah SWT? Tentu saja lewat amal, doa, dan ibadah-ibadah lain. Catatannya harus ikhlas, sepenuh hati dan istiqamah.
Sekarang, anda pasti sudah faham akan logika “menerima” dan “mengasih”. Sehingga pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tentang bagaimana anda bisa memberi sesuatu kepada Allah SWT, sudah dapat anda jawab dan anda pasti bernafas lega sekarang. Karena anda tentu sudah melakukan banyak ibadah dan amal selama hidup anda. Lain halnya bagi saudara-saudara kita yang mungkin belum mendapat ilham kesadaran dan masih berbuat mungkar sampai saat ini. Yang terpenting, mari kita benahi diri pribadi kita terlebih dahulu. Kita juga harus tahu, bahwa perbuatan baik yang kita berikan kepada sesama manusia dan makhluk Allah SWT yang lain, juga merupakan hal yang bisa kita berikan kepada Allah SWT. Artinya, segala upaya amal dan peribadatan yang kita laksanakan semata- mata hanya untuk Allah SWT, bukan yang lain.
Dengan amal kita berbuat, dengan perbuatan ibadah kita memberikan apa-apa yang kita bisa kepada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan. Dan semua pemberian yang kita berikan kepada mereka bermuara pada tujuan ridla Illahi. Lakukan lah hal baik sekecil apa pun yang kita bisa, kuncinya adalah kita mau dan mampu. Jangan hanya mau menerima pemberian orang lain, namun juga mau memberi untuk orang lain. Dan jika belum mampu atau mau, maka berbagi dapat kita lakukan melalui hal-hal kecil yang tidak menguras banyak energi atau pun materi. Mendoakan orang tua, senyuman tulus kepada sesama, membantu kawan yang mengalami kesusahan, merupakan contoh nyata bagaimana kita dapat berbagi untuk mereka. Jangan lupakan setiap pemberian yang telah Allah SWT karuniakan kepada kita. Jangan lupakan setiap pemberian yang telah orang persembahkan untuk kita. Karena berbagi adalah ibadah, berbagi adalah sedekah, berbagi adalah hal yang sangat indah.
Imam Fauzi

0 komentar:

Post a Comment