Masihkah anda tersenyum kepada orang lain dengan niat berbagi?
Ataukah hanya menutupi kesedihan yang
saat ini anda rasakan?
Benarkah jika tersenyum
kepada orang lain bisa disebut sebagai pemberian? Jika senyum adalah ibadah
yang bisa diberikan dengan cara indah, maka boleh jadi bahwa senyuman juga
merupakan hal yang bisa diberikan. Bukan Cuma ungkapan makna perasaan yang
tervisualisasikan lewat torehan bibir yang bersifat universal itu. Coba anda
perhatikan, apakan senyum orang Indonesia dengan orang selain Indonesia
berbeda? Apakah tertawanya orang Eropa dengan orang Indonesia berbeda? Apakah
tangisannya orang Amerika dengan orang Indonesia berbeda? Jawabannya adalah
sama. Dengan sedikit banyak, menarik bibir kesamping kanan dan samping kiri
dinamakan senyuman, senyum yang sampai memperlihatkan gigi tertawa namanya. Dan
raut muka pilu dengan atau tanpa menitikkan air mata adalah warna kesedihan
bernama tangis.
Berbagai karunia Allah SWT
yang tentunya tidak bisa kita urai persatuannya merupakan hal yang sangat luar
biasa yang mana kita hanya bisa bersyukur atas pemberian-Nya itu. Dari ujung
kepala hingga ujung kaki, ujung timur hingga ujung barat, ujung selatan hingga
ujung utara, semua fatwa alam itu adalah hal terindah yang Dia berikan kepada
makhluk-Nya. Apakah hari ini kita masih menyempatkan sedikit waktu kita untuk
merenungkan hal tersebut? Mari kita memejamkan mata sejenak, bukan hanya mata
fisik namun juga mata hati kita. Sebenarnya mengapa kita sampai berada di dunia
ini? Untuk apa Allah SWT menciptakan (sebut nama anda masing-masing)? Dan apa
gerangan rencana-Nya untuk kehidupan kita kelak? Sungguh, adakah dari diri kita
saat ini yang dengan lantang dan tegas, berani untuk menjawab bahwa “kehidupan
yang saya rasakan hingga detik ini adalah pemberian-Nya”. Dari sehela nafas
kita, satu kedipan mata kita, satu fonem atau kata yang keluar dari mulut kita,
satu tindakan kita, serta dari sekecil apa pun yang bisa kita perbuat di dunia
ini, semuanya adalah kehendak Allah SWT. Dan Allah tidak mungkin menakdirkan
semua itu, jika tiada kehendak yang diberikan-Nya untuk kita semua.
Satu kata saja yang harus
kita renungkan dalam-dalam, bahwa kita terlahir di dunia dengan segala
keterbatasan dan kelebihan yang kita miliki adalah PEMBERIAN-NYA. Selama ini
kita selalu dan senantiasa menerima pemberian dari Allah SWT. Pertanyaannya
adalah, apa yang sudah kita beri untuk-Nya? Sekali lagi, apakah salah satu dari
diri anda pernah merenungkan hal itu secara serius dari hati dan fikiran anda?
Secara logika saja, Allah SWT tidak membutuhkan apa-apa dari kita, kita lah
yang terus menerus dan selalu butuh Allah SWT. Namun, jangan lupa bahwa Allah SWT
menerima setiap amal dan perbuatan hamba-hamba-Nya. Ingat ucapan seusai kita
menerima sesuatu dari orang lain? Ya, ucapan itu adalah “terima kasih”. Jika kita pisah antarkata tersebut, terdapat
dua kata yaitu kata “terima” dan “kasih”. Ingatkah kalimat pada paragaraf
sebelumnya? Jika selama ini kita terus menerus menerima, padahal seharusnya
kita harus bisa mengasih atau memberi, sebagai ungkapan syukur atas apa yang
kita terima. Jika kita bisa menerima, maka sebaiknya kita juga bisa
mengasih/memberi. Dan lewat apa kita memberi kepada Allah SWT? Tentu saja lewat
amal, doa, dan ibadah-ibadah lain. Catatannya harus ikhlas, sepenuh hati dan
istiqamah.
Sekarang, anda pasti sudah
faham akan logika “menerima” dan “mengasih”. Sehingga pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya tentang bagaimana anda bisa memberi sesuatu kepada Allah SWT, sudah
dapat anda jawab dan anda pasti bernafas lega sekarang. Karena anda tentu sudah
melakukan banyak ibadah dan amal selama hidup anda. Lain halnya bagi
saudara-saudara kita yang mungkin belum mendapat ilham kesadaran dan masih
berbuat mungkar sampai saat ini. Yang terpenting, mari kita benahi diri pribadi
kita terlebih dahulu. Kita juga harus tahu, bahwa perbuatan baik yang kita
berikan kepada sesama manusia dan makhluk Allah SWT yang lain, juga merupakan
hal yang bisa kita berikan kepada Allah SWT. Artinya, segala upaya amal dan
peribadatan yang kita laksanakan semata- mata hanya untuk Allah SWT, bukan yang
lain.
Dengan amal kita berbuat,
dengan perbuatan ibadah kita memberikan apa-apa yang kita bisa kepada manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan. Dan semua pemberian yang kita berikan kepada mereka
bermuara pada tujuan ridla Illahi. Lakukan lah hal baik sekecil apa pun yang
kita bisa, kuncinya adalah kita mau dan mampu. Jangan hanya mau menerima
pemberian orang lain, namun juga mau memberi untuk orang lain. Dan jika belum mampu atau mau, maka
berbagi dapat kita lakukan melalui hal-hal kecil yang tidak menguras banyak
energi atau pun materi. Mendoakan orang tua, senyuman tulus kepada sesama,
membantu kawan yang mengalami kesusahan, merupakan contoh nyata bagaimana kita
dapat berbagi untuk mereka. Jangan lupakan setiap pemberian yang telah Allah
SWT karuniakan kepada kita. Jangan lupakan setiap pemberian yang telah orang
persembahkan untuk kita. Karena berbagi adalah ibadah, berbagi adalah sedekah,
berbagi adalah hal yang sangat indah.
Imam Fauzi
0 komentar:
Post a Comment