Dia tidak mudah menyerah karenamu. Secepat kau menyerah karenanya.......
Women's group struggling in to voice it human right and material
right......
Perjuangan kaum perempuan dalam menyuarakan hak-hak manusiawi dan
hak materi......
Berawal dari sebuah cerita yang berlatar di Mesubi Iron Range Minnesota
Utara, yaitu perusahaan tambang besi yang dipimpin oleh Lou Gorug Pearson. Di
perusahaan ini lah terdapat rentetan kisah perjuangan sesosok perempuan yang
mempunyai kehidupan keras dan menyakitkan. Namanya adalah Josy Aimes, seorang
perempuan dengan dua anak tanpa ayah yang jelas. Josy adalah sesosok perempuan
tangguh yang berjuang atas nama keadilan gender. Pada usia SMA dia harus
merelakan keperawananya direnggut oleh guru SMAnya sendiri. Hal yang paling ironis disini adalah bahwa
kejadian tersebut dirahasiakannya dari kedua orang tua Josy. Namun, tak ada
yang bisa menyimpan masalah serapat mungkin.
Masalah apa pun pasti akan terbongkar juga. Seiring dengan membesarnnya perut
Josy, akhirnya Josy melahirkan anak pertamanya laki-laki. Anggapan orang tua
Josy adalah Josy telah melakukan hubungan terlarang dan menimbulkan aib
keluarga, sehingga kehadairan Josy di keluarganya setelah kejadian itu menjadi
semakin berat dan terasingkan. Josy hampir tak pernah mendapat perlakuan yang
semestinya dan selalu mendapat cercaan, khususnya dari sang ayah.
Anak laki-laki Josy bernama Sammy, usianya sudah menginjak remaja.
Kemudian Sammy pun mempunyai adik perempuan, dan mulai saat itu kebencian ayah
Josy semakin bertambah. Apa lagi ketika Josy masih belum menemukan pekerjaan,
padahal harus menghidupi kedua anaknya. Walaupun Josy seorang perempuan, namun
ia tetap dituntut untuk membesarkan anak-anaknya secara mandiri. Akhirnya
setelah berusaha keras, Josy pun mendapatkan pekerjaan di Mesubi Iron Range.
Dari sini lah pahitnya jalan kehidupan yang ditempuh Josy semakin tampak
jelas. Sebagian besar pekerja tambang di perusahaan tersebut adalah laki-laki,
dan perempuan dianggap tidak pantas untuk bekerja di pertambangan. Tambang
adalah milik laki-laki. Dari keyakinan yang dianut oleh seluruh pekerja tambang
di Mesubi Iron Range atau mereka menyebut dirinya sebagai serikat
pekerja tambang, kesenjangan gender pun mulai terjadi. Berbagai perlakuan tidak
senonoh dari pekerja laki-laki terhadap pekerja perempuan semakin merajalela.
Awalnya, Josy masuk di Mesubi Iron Range atas bantuan teman
dekatnya bernama Glory Godge. Tokoh Glory nantinya akan membantu perjuangan
seorang Josy Aimes dalam menyuarakan ketidakadilan gender yang dialami hampir
semua pekerja perempuan di Mesubi Iron Range. Dari pertama Josy bekerja
disana, dia mengalami pelecehan seksual dari rekan kerja laki-laki yaitu Earl
dan Boby. Mulai dari perkataan yang tidak senonoh, “wanita jalang, wanita yang
berhubungan seksual dengan banyak orang, wanita pekerja seksual” sampai pada perlakuan
yang yang sangat keterlaluan. Menyentuh bagian vital, sampai menindih tubuh
Josy kerap dilakukan oleh Earl. Sementara Boby awalnya adalah pacar Josy saat
di SMA, namun karena Josy sudah diperkosa oleh gurunya akhirnya Boby
meninggalkan Josy. Dan di Mesubi Iron Range, Boby selalu berusaha
mencium Josy dan melakukan pelecehan seksual lainnya. Bahkan
perlakuan-perlakuan diskriminasi gender seperti merendahkan dan memfitnah
pekerja perempuan yang ada disana juga kerapkali terjadi.
Ketidakadilan gender seperti yang diungkapkan oleh Prof. Marhaeni
merupakan bentuk dan perlakuan diskriminatif terhadap kaum perempuan yang
berasal dari keyakinan gender (Marhaeni, 2011:81). Ketidakadilan gender dialami
oleh sebagian besar pekerja perempuan yang ada di Mesubi Iron Range dan
merupakan perlakuan yang mengarah pada kejahatan seksual. Misalnya seperti
tulisan “wanita jalang” menggunakan kotoran pada dinding kamar mandi yang ada
di pabrik tambang Mesubi Iron Range. Seiring berjalannya waktu dengan
tanpa adanya perubahan keadaan yang membaik, Josy Aimes bertekad untuk
melaporkan dan menuntut keadilan. Usaha pertama yang ia tempuh adalah dengan
melaporkan kepada pihak atasan perusahaan sampai pimpinan perusahaan. Namun
yang terjadi adalah Josy di permainkan dan pengakuannya tidak di anggap sebagai
sebuah kebenaran. Apa lagi dengan pengalaman seksual Josy, semakin direndahkan
lah dia oleh Lou Gorug Pearson dan Josy dihadapkan pada pilihan untuk berhenti dari perusahaan atau tetap
melanjutkan bekerja dengan segala perlakuan diskriminatif yang tidak di akui
oleh pimpinan perusahaan.
Ketidaksetaraan gender yang menimpa Josy dan pekerja perempuan
lainnya disebabkan karena adanya dominasi peran laki-laki dalam ranah publik
dan menempatkan peran perempuan pada ranah domestik. Kondisi tersebut terjadi
secara universal dan menempatkan posisi perempuan pada tingkat yang rendah
dibandingkan dengan posisi laki-laki (Rosaldo, 1974). Jumlah partisipasi dalam
lingkup publik yang di kuasai laki-laki semakin melanggengkan otoritas
laki-laki di muka umum dan menyebabkan adanya penilaian yang lebih tinggi terhadap
apa yang dilakukan oleh laki-laki. Saat itu, budaya yang masih melekat pada
masyarakat Minnesota Utara masih sangat bias gender. Dibuktikan dengan adanya
perlakuan terhadap kaum laki-laki dan kaum perempuan yang mengalami kesenjangan (gap). Pekerjaan tambang
dianggap sebagai pekerjaan laki-laki, pekerja tambang bukan tempatnya perempuan
untuk bekerja. Perempuan tidak pantas berada di perusahaan tambang dan
sebagainya. Kondisi demikian terus terjadi sampai akhirnya Josy mengajukan
tuntutan terhadap perlakuan semena-mena yang dia dan pekerja perempuan lainnya
dapatkan.
Keadaan semakin bertambah buruk ketika Josy juga tidak mendapat
penghormatan dari anak-anak dan orang tuanya. Sammy selalu menyalahkan
perlakuan ibunya, dan ayah Josy juga terus menerus merendahkannya dan
menganggap Josy sebagai pembawa aib keluarga. Pada posisi ini, Josy dianggap
sebagai perempuan yang hina. Namun, Josy tetaplah seorang ibu bagi anak-anaknya
dan Josy tetaplah sebagai anak dari kedua orang tuanya. Sehingga dalam suatu
forum rapat resmi serikat pekerja Mesubi Iron Range, Josy dapat
menyuarakan aspirasinya namun tetap diremehkan oleh seluruh audien yang hadir
disana. Pada saat itu,
ayah Josy tergerak hatinya dan tersadar hingga akhirnya menemani Josy diatas
panggung untuk mengungkapkan pendapat. “Dulu kalian adalah teman-teman saya,
saudara dan keluarga saya. Namun sekarang kalian bukanlah siapa-siapa, bahkan
saya tidak mengenal kalian. Ketika kita mengajak istri kita makan disuatu
restoran, kita tak pernah mengatakan jalang pada istri-istri orang lain
disana, Josy tetaplah anak saya dan dia mempunyai dua orang anak yang harus
dibesarkan”. Kemudian beberapa pekerja lainnya tertegun dan memberikan tepuk
tangan kepada Josy dan ayahnya, walaupun ada juga yang berlaku sinis terhadap
mereka.
Akhirrnya dengan ditemani seorang pengacara bernama Bill, Josy
memberanikan diri untuk melaporkan pelecehan seksual yang dia alami ke pengadilan.
Dan dengan proses yang sangat panjang Josy pun memenangkan gugatan. Awalnya
sangat sulit, namun dengan ditemani Glory, Sherly dan beberapa pekerja
perempuan lainnya, tuntutan Josy menjadi sebuah tuntutan publik dan pihak
perusahaan harus memberikan ganti rugi materi terhadap semua pekerja perempuan
yang mengalami kasus pelecehan seksual diperusahaan tersebut. Ketika tuntutan Josy masih mengalami proses
yang rumit, sebenarnya tak ada yang membela Josy kecuali Bill pengacaranya,
namun ketika Glory yang saat itu dalam posisi sakit parah namun tetap hadir di
pengadilan berkata “My name is Glory Godge and I’m not dad. I stand with
Josy (nama saya Glory Godge dan saya belum mati. Saya berdiri bersama Josy)”
menjadikan suasana sangat dramatis. Kemudian diikuti oleh sebagian perempuan
yang ada di ruang sidang dan kedua orang tua Josy serta sebagian besar pekerja
tambang laki-laki Mesubi Iron Range Pearson.
Ketidakharmonisan Josy dengan orang tua dan anak-anaknya juga
berakhir. Dengan pengertian dan pemahaman yang Josy berikan kepada Sammy,
menjadi jembatan baru untuk menempuh kehidupan yang damai. Dan karena hasil
kerja kerasnya, Josy dapat mewujudkan cita-citanya menjadi seorang ibu yang
akan melakukan apa pun untuk anak-anaknya. Josy dapat membeli rumah baru,
memberi fasilitas kepada anak-anaknya dan memberi kebahagiaan kepada mereka. Walaupun
sampai tahun 1989 jumlah pekerja perempuan yang ada di Mesubi Iron Range masih
di dominasi oleh laki-laki dengan perbandingan 30:1, setidaknya sudah ada
peraturan yang tegas untuk saling menghormati dan menghargai antarserikat
pekerja disana. Sesuai aturan dan sumpah
serikat yakni “Hormati sesama rekan” yang dulu hanya sebatas ucapan dan
berhenti pada ranah konsep dan norma, namun setelah perjuangan Josy berhasil
konsep itu menjadi sebuah realitas sosial yang sampai saat ini masih dijunjung
tinggi.
Ketidakadilan bukan sesuatu yang pantas untuk diratapi.......
Ketidakadilan bukan sesuatu yang pantas untuk kita
abaikan..........
Ketidakadilan harus kita kalahkan dengan tangan kita
sendiri...........
Ketidakadilan yang harus berlutut dibawah telapak kaki
kita.........
Sumber:
Astuti, Tri Marhaeni Pudji. 2011. Konstruksi Gender dalam
Realitas Sosial. Unnes Press: Semarang
Rosaldo, M and Lampere L. (eds). 1974. Women, Culture, and
Society. Standford University Press:
Standford, CA.
0 komentar:
Post a Comment